Di tengah ketidakpastian ekonomi, kita semakin sering mendengar istilah job hugging: kecenderungan karyawan untuk “memeluk” pekerjaannya erat-erat, bertahan meski merasa kurang cocok atau tidak lagi termotivasi. Fenomena ini tidak hanya terjadi di kantor atau posisi manajerial, tetapi juga pada pekerja lapangan — satpam, driver, kurir, teknisi, hingga cleaning service.

Kenapa Pekerja Lapangan Melakukan Job Hugging?

Berdasarkan pengamatan dan beberapa riset, ada beberapa pemicunya:

  • Stabilitas finansial jadi prioritas Gaji bulanan yang pasti terasa lebih aman dibanding risiko pindah ke pekerjaan baru yang belum jelas.
  • Zona nyaman wilayah kerja & shift Banyak pekerja lapangan sudah terbiasa dengan area, rute, atau jadwal tertentu. Rotasi dianggap mengganggu ritme yang sudah mapan.
  • Khawatir kehilangan insentif atau tunjangan Tugas lembur atau insentif tambahan sering jadi rebutan, sehingga informasi kadang “ditahan” agar peluang itu tidak diambil orang lain.
  • Takut teknologi baru Perubahan sistem absensi, laporan kerja, atau alat kerja baru sering memunculkan resistensi karena dianggap mengancam peran lama.

Dampak yang Terjadi

Sekilas fenomena ini tampak wajar, tapi jika dibiarkan bisa menimbulkan efek jangka panjang:

  • Pengetahuan dan keterampilan tidak terdistribusi merata.
  • Proses kerja terhambat saat orang kunci absen atau keluar.
  • Regenerasi dan pengembangan pekerja baru menjadi sulit.
  • Produktivitas dan engagement menurun.

Apa Solusinya?

Fenomena ini tidak harus dibiarkan. Perusahaan dan pekerja bisa sama-sama mengambil peran:

  • Cross-training & job rotation supaya skill menyebar dan pekerja tidak tergantung pada satu orang.
  • Insentif untuk berbagi pengetahuan agar senior mau melatih junior.
  • SOP & digitalisasi supaya informasi kerja tidak “tersandera” di individu.
  • Komunikasi yang jelas bahwa teknologi baru hadir untuk mempermudah, bukan menggantikan.

Kenapa Ini Penting Dibahas Sekarang

Pekerja lapangan adalah tulang punggung banyak bisnis. Ketika fenomena job hugging dibiarkan, perusahaan kehilangan fleksibilitas, sementara pekerja kehilangan peluang berkembang. Padahal, dengan sistem yang tepat, keamanan finansial bisa tetap terjaga tanpa mengorbankan pengembangan karier.


Bagaimana dengan pengalaman Anda? Apakah di tim lapangan Anda pernah melihat fenomena job hugging ini? Ceritakan di kolom komentar, siapa tahu kita bisa saling belajar.

No Comments
Post a Comment